Cari Blog Ini

Rabu, 13 Oktober 2010

AYO BELAJAR ISLAM


 Pendahuluan


 Cerita1
      Di hari minggu yang cerah ini saat jam di kamar Rio berbunyi  delapan kali.   Rio sudah rapi dengan baju kokonya, dengan semangat 45 berniat pergi ke pengajian di Daarut Tauhid (DT). Ini pertama kalinya lho, Rio pergi ke DT, Rio pengen denger ceramah Aa Gym, soalnya kemaren Rio denger cerita dari Toto k-lo ceramahnya seru banget. Di depan jalan Rio kembali mengingat-ingat petunjuk yang diberikan Toto. “Pokoknya dari rumah Lo tinggal naik angkot    ijo doang terus turun di Panorama!. “Ah, itu dia”, guman Rio dengan gembira, ketika angkot Cicaheum Ciroyom menghampiri. Rio pun segera menyetopnya and “Bismillah! DT.. here I came”, gumamnya dalam hati. Perjalanan terasa lama bagi Rio. Sampai akhirnya, abang sopir berteriak, “ Ciroyom habis!”. Rio jadi bingung, akhirnya Ia memberanikan diri bertanya, “Bang,k-lo Panorama  udah kelewat ya ?” . Yang ditanya mengerutkan dahi. “O, daerah Geger Kalong ya!”, salah angkot atuh ,Jang. Harusnnya tadi naik Cicaheum Ledeng”. Rio jadi lemes mendengar jawaban itu. Akhirnya Iapun ganti angkot sesuai dengan petunjuk yang diberikan abang sopir. Alhamdullillah Rio dapet ceramahnya Aa Gym,  walaupun cuma kebagian do’a penutup doang.        

Cerita 2

            Gara-gara denger ceramah kemaren, Ahmad jadi semangat 45 beribadah.”Shalat sebelum shubuh udah, shalat shubuh udah, tapi aku masih ingin shalat nich”, gumamnya dalam hati. Shalat lagi,ah! Mumpung lagi semangat nich”, gumamnya.   
                
Hikmahnya :

Cerita 1

        Dalam menempuh suatu perjalan tuch kita perlu ilmu yang cukup. Kaya si Rio Tadi, kalo pengen ke Geger kalong kita musti tau dengan jelas angkotnya yang bisa bawa kita ke mana, berentinya di mana, k-lo nggak tau, ya nanya, sampai semuanya jelas, so kita nggak bakalan puter-puter nggak karuan. Nah, hidup kita juga ibarat   sebuah perjalanan menuju kampung akhirat, yang tujuan akhirnya so pasti semua orang ingin ke surga. Untuk nyampe ke surga, kita perlu tahu :”angkot apa sich yang bisa bawa kita dengan selamat ke surga, jalan apa aja sich yang harus dilewati, and selama di jalan sang sopir  harus mematuhi rambu-rambu lalu lintas, apa sich yang boleh dilakukan and apa sich yang nggak boleh?. Nah caranya kita tau itu ya.. dengan cari tau, atau bahasa kerennya mempelajari Al-Islam, dengan bimbingan orang-orang yang lebih tahu supaya kita nggak tersesat. K-lo ngasal ya.. kaya si Rio tadi, kita pede pengen ke surga, tapi jalan yang kita tempuh nggak menuju ke sana, malahan mungkin menuju ke neraka.
Kan Ngeri!.

Cerita 2
      Subhanalloh ya, Ahmad semangat banget, but masalahnya shalat ba’da shubuh tuch nggak pernah dicontohin  Rasulullah, bahkan waktu ba’da shubuh sampe dhuha tuch waktu yang terlarang buat shalat. So, dalam beramal tuch nggak cukup Cuma bermodal semangat aja, tapi harus dibekali dengan ilmu, soalnya amal kita dianggap ibadah k-lo niatnya ikhlas and caranya benar.

            Tidak ada suatu agama  yang se- T.O.P Islam, nggak ada kitab suci selain Al-Qur'an  yang bener-bener menghargai ilmu pengetahuan,mendorong tuk mencarinya, menghargai keduduannya dan memuji orang-orang yang berpengetahuan. Adik-adik masih ingat kan k-lo ayat yang pertama kali diturunkan Alloh kepada Rasulllah (Q.S.Al alaq:1-5) menunjuk pada keutamaan  ilmu pengetahuan , yaitu dengan memerintahkan membaca, sebagai kunci ilmu pengetahuan, dan menyebut–nyebut qalam sebagai alat ilmu pengetahuan.

Ilmu dalam Al-Qur’an 


            Kata-kata “ilm” disebutkan sampai 80x dan kata-kata yang terbentuk sari kata tersebut  seperti “a’lamu, “Ya’lamuna”, “a’lima”, yu’lamu”, “aliim”, ‘allaam” disebut sampai ratusan kali dalam al-Qur’an. Ini menggambarkan betapa pentingnya ilmu itu.

Macam-macam Ilmu


      Ilmu dibagi 2 :
  1. Qauliyah, yaitu ayat-ayat Alloh yang terkandung dalam Al-qur’an, ayat qauliyah ini harus dijadikan pedoman hidup bagi manusia, sebab kebenarannya mutlak (Q.S.2:185) so, mempelajarinya tuch fardhu ‘ain, so tiap orang yang ngaku muslim, wajib! kudu! mesti! Mempelajarinya.
  2. Qauniyah, yaitu ayat-ayat Alloh yang terhampar di alam, merupakan bukti yang mendukung kebenaran ayat  Qauliyah (Q.S. 3:109). Dari penelitian dan eksperimen manusia terhadap ayat-ayat ini lahirlah berbagai disiplin ilmu yang berguna untuk kemaslahatan hidup manusia and ilmu ini kebenarannya nggak mutlak, bisa saja sekarang dianggap benar  tapi beberapa waktu kemudian ,itu ilmu itu tidak tepat lagi (e.g. konsep k-lo bumi itu datar).  Contoh yang termasuk  ilmu ini antara lain: matematika, kedokteran, teknik, dsb.Mempelajarinya tuch hukumnya fardhu kifayah, but buat orang yang spesialisasi di bidangnya, hukumnya jadi fardhu ‘ain.Misalnya, bagi suatu umat, mempelajari ilmu kedokteran tuch fardu kifayah, so semuanya berdosa k-lo tidak ada seorangpun yang menpelajarinya, but bagi seorang dokter mempelajari ilmu tersebut  jadi fardhu ‘ain.

Kedudukan Ilmu dalam Islam

         

1.Ilmu sebagai landasan iman
Allah berfirman: “…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat…
(al-Mujadilah :11 ).
Ilmu yang hakiki akan menuntun manusia menuju keimanan
 (Q.S. Saba:6 ; Al-Isra: 106-109)
2.Ilmu sebagai landasan amal
Syarat diterimanya amal tuch ikhlas dan benar. Benar berarti harus tau ilmunya tentang amal tersebut. Contonya kisah 2 tadi.

Keutamaan Ilmu

Keutamaan orang yang berilmu dan menuntut ilmu :
 1. Memiliki derajat yang lebih tinggi di hadapan Allah (QS. 58:11)
 2. Pewaris para nabi
Kelebihan orang yang berilmu atas ahli ibadah ialah seperti kelebihan rembulan pada malam bulan purnama diatas seluruh bintang-bintang. Sesungguhnya orang yang berilmu itu adalah pewaris nabi-nabi. Maka (nabi-nabi) itu tidak mewariskan dinar dan dirham , tetapi hanya mewariskan ilmu. Barangsiapa menngambil ilmu itu, berarti ia telah mengambil bagian yang banyak (HR. Ibnu Majah dan Ibn Hibban )

1.    Malaikat sangat meghormatinya
Sesungguhnya para malikat benar-benar meletakkan sayapnya kepada orang yang mencari ilmu, karena ridha terhadap apa yang dicarinya” (HR. Imam Ahmad dan Ibnu majah).
2.    Alloh memudahkan jalan baginya untuk masuk surga
Barang siapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka alloh memudahkan jlan baginya ke surga” (HR. Muslim)
3.    Berada di jalan Alloh
Dari Anas ra., ia berkata: Rasulullah saw. Bersabda : “Barangsiapa keluar dengan tujuan . So, selama kita di sekolah, di KRM, k-lo kita ikhlas itu merupakan ibadah dan k-lo kita meninggal dalam keadaan menuntut ilmu insya Allah  jadinya mati syahid.
4.    Berada bersama nabi di surga
Barangsiapa didatangi kemaian pada saat dia sedang mencari ilmu, yang dengan ilmu itu ia hendak menghidupkan Islam, maka antara dirinya dan para nabi (hanya ) ada satu derajat di surga” ( HR.Ath-Thabrani dan Ad-Darimy) 

Bercermin  dari semangat menuntut ilmu shalafus shalih
“ Bagaimana semangat anda menuntut ilmu ? “ Syafi’i ra. Menjawab , “saya mendengarkan huruf demi huruf seakan–akan huruf–huruf itu belum pernah saya temukan selama ini . Karena itu saya kerahkan seluruh anggota tubuh saya untuk menyimaknya.”                                                                                        
Sang penanya melanjutkan ,  “ Bagaimana minat anda terhadap ilmu ?” jawaban Syafi’i hampir senada , “ Minat saya laksana orang mengumpulkan makanan yang berambisi menikmati kelezatannya secara sempurna .”                                   
“ Dan bagaimana cara anda mencarinya?” lanjut si penanya .” Saya mencarinya laksana seorang wanita yang kehilangan anak satu-satunya yang di dunia ini ia tidak memiliki apapun selain dia.”
Subhanalloh ya! Semangat banget, so nggak heran k-lo ulama-ulama Islam itu ilmunya sangat luar biasa. Mereka tuh nggak cuma gape ilmu  Qauliyah doang lho, but mereka juga T.O. P ilmu Qauniyahnya. Misalnya Ibnu Sina (diBarat dikenal dengan Avicena) nggak hanya seorang ulama di bidang agama but dia juga seorang ahli kedokteran yang handal. Keren banget khan! So, what are we waiting for ?! Yuxs cari ilmu biar sukses dunia dan akhirat!.

Wallahu ‘alam bishowab

Maroji''     

Qudamah, Ibnu (1997). Mihajul Qasidin :Jalan Orang-orang yang Mendapat Petunjuk, Jakarta: Pustaka AL-Kautsar.
Qardhawi, Yusuf (1998), Al-Qur’an Berbicara tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Gema Insani Press.
Waqfah. Edisi 07, Volume I, 1996
Tafsir: Al-Azhar, Almaraghi, Fii Zhiilalil Qur’an, jalalain dsb, Juz 1
Nawawi, Imam (!996). Terjemah Riyadus Shallihin, Jakarta : Pustaka Armani.
BKI  Fikom (1999/2000). Silabus Mentoring Lanjutan. Jatinangor. 

                                                                    

Nasyid                                             Allah… Dia Maha Penyayang
Allah… Agunglah namanya
Allah…Maha luas Ilmunya
Walau tujuh laut jadi tinta
                                                   Dan pohon-pohon  sebagai pena
                                                   Namun ilmunya luas tak berbatas
                                                         Takkan habis kutuliskan

<Al-Hasan bin Ali Berkata :
Belajarlah kalian dan tuntutlah ilmu, sesungguhnya jika kini kalian adalah orang-orang yang kecil dan tidak diperlukan manusia, majka kelak kalian akan menjadi orang-orang yang diperlukan mereka”
<Dan berkata Ibnu Ms’ud :
Ketahuilah bahwa tidak ada diantara kalian saatupun yang dilahirkan dalam keadaan berilmu. Dan sesungguhnya ilmu itu diperoleh dengan jalan belajar. Maka jadikanlah dirimu sebagai  orang yang ahli ilmu, atau orang yang menuntutnya, atau orang yang medengarkannya. Belajarlah kalian, karena sesungguhnya kalian tidak tahu kapan ilmu itu dibutuhkan”   

Barang siapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan jalan baginya ke surga(HR. Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar